VIEWS

Peningkatan Jumlah Investor Ritel Pasar Modal Indonesia dan Membangun Strategi Komunikasi Untuk Menjangkaunya

Terjadi pertumbuhan terhadap jumlah investor retail di Indonesia. Berdasarkan data dari KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), pada Agustus 2022 jumlah investor di Indonesia mencapai jumlah 9.5 juta orang. Terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2021 sebesar 27,38% dimana jumlah investor retail tercatat sebesar 7,48 juta orang.1

Selama masa pandemi, terjadi peningkatan yang bisa dikatakan signifikan pada jumlah investor retail di Indonesia. Pada tahun 2019, saat pendemi COVID-19 belum terjadi, jumlah investor retail di Indonesia tercatat sebanyak 2,48 juta. Lalu kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2020 saat pandemik baru saja menyerbu Indonesia, dimana terdapat 3,8 juta jumlah investor. Angka ini kembali meningkat pada tahun berikutnya di tahun 2021 dengan jumlah 7,48 juta investor. Terjadi peningkatan sebesar 92,99% dari tahun 2020 ke 2021.

Peningkatan pesat yang terjadi selama masa pandemi ini dikarenakan masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya memiliki dana darurat dan investasi dalam perencanaan keuangan mereka. Terlebih jika terjadi suatu hal yang tidak diduga, seperti pandemi misalnya. Atau beberapa hal lainnya seperti resesi dan krisis ekonomi.

Jumlah investor retail ini juga saat ini tengah didominasi oleh kelompok masyarakat muda. Dimana 59,22% berumur dibawah 31 tahun. Kemudian investor berumur 31 – 40 tahun memiliki proporsi sebesar 22,14%. Hal ini menunjukan bahwa tren investasi di Indonesia yang semakin inklusif dimana banyak anak muda berumur 40 tahun dan yang lebih muda mulai sadar akan pentingnya investasi.2

Dari seluruh jenis investasi yang terjadi di BEI (Bursa Efek Indonesia), investor ritel bisa dikatakan mendominasi transaksi di BEI. Hingga Mei 2021, investor retail menguasai 60% transaksi.

Seperti dikutip dari investor.id, Inarno Sjajadi, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia mengatakan, “tahun 2020 lalu menjadi titik balik kebangkitan investor domestik, terutama investor ritel. Investor ritel mencatat aktivitas transaksi yang besar, mencapai 48,4% dari total rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp 9,2 triliun.”3

Melihat dimana jumlah investor saat ini didominasi oleh kelompok muda dimana investor pada kelompok umur dibawah 41 tahun memiliki proporsi sebesar 81,36%, maka dengan banyaknya dan terus bertumbuhnya investor retail yang muda ini, kini para investor muda ini juga menjelma menjadi kelompok yang diperhatikan oleh perusahaan yang sudah melantai di bursa saham dan juga untuk perusahaan yang berencana melakukan IPO atau yang dikenal dengan Initial Public Offering..

Pentingnya Meningkatkan Financial Literacy

Berdasarkan publikasi dari Otoritas Jasa keuangan (OJK) terdapat peningkatan index literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2022 dibanding sebelumnya. Tahun 2022 mencatatkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan sebesar 85,10 persen. Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019 yaitu indeks literasi keuangan 38,03 persen dan inklusi keuangan 76,19 persen.4

Meskipun terjadi peningkatan, namun index financial literacy masih bisa terus ditingkatkan. Masih ada ruang yang bisa dimanfaatkan untuk bisa terus meningkatkan index financial literacy masyarakat sehingga literasi terkait keuangan pada masyarakat Indonesia juga semakin baik kedepannya.

Dengan besarnya jumlah investor anak muda, maka mereka pun menjadi kelompok yang perlu diperhatikan ketika perusahaan ataupun pemerintah membuat program terkait financial literacy, agar para investor muda ini juga bisa semakin baik dalam berinvestasi.

Jikalau kita melihat beberapa tahun kebelakang masih banyak orang yang terjerat dalam kasus pinjol (pinjaman online) illegal. Atau juga kasus investasi bodong. Melihat hal ini, menjadi penting bagi para stakeholders untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan financial literacy. Sehingga kemungkinan untuk terjebak dalam skema pinjol, investasi bodong bisa dicegah.

Selain itu juga investasi yang didorong oleh perasaan FOMO (fear of missing out) yang bukan tidak mungkin menjadi salah satu alasan mengapa anak muda kemudian berinvestasi. Dengan jumlah proporsi 81,36%, kelompok investor muda bisa menjadi kelompok stakeholder yang penting bagi perusahaan yang sudah melantai ataupun yang hendak melantai pada bursa saham.

Membangun Strategi Komunikasi yang Menjangkau Para Investor Muda

Dengan jumlah proporsi sebesar 81,36%, para investor retail muda berumur dibawah 41 tahun kini menjadi kelompok yang penting untuk diperhatikan bagi perusahaan yang sudah Tbk ataupun yang akan melantai di BEI. Dalam membangun Strategi Komunikasi IPO maupun Strategi Komunikasi Perusahaan Tbk, perusahaan perlu mampu untuk memahami dan juga memberi pemahaman kepada para investor muda dengan cara yang tepat dan melalui medium yang sesuai.

Dengan banyaknya medium digital mulai dari sosial media, aplikasi hiburan, hingga aplikasi pengirim pesan, ditambah tren yang cepat berganti membuat perusahaan perlu semakin kreatif dalam menjangkau investor muda sebagai target stakeholder.

Sarana digital mulai dari yang mainstream hingga yang masuk kedalam kategori niche menjadi penting untuk dipahami dan dieksplorasi. Dengan terus berkembangnya teknologi dan semakin mudah bagi setiap individu untuk membuat kanal ataupun medium digital mereka menjadi semakin sesuai dengan personal interest masing-masing individu, maka hal ini akan menjadi tantangan sendiri yang akan terus berkembang sesuai perkembangan jaman.

Media massa tetap memiliki peran penting sebagai sumber utama yang terpercaya dalam memberikan informasi terkait investasi, kinerja sektor-sektor ekonomi, pasar modal dan juga medium untuk meningkatkan literasi keuangan. Namun dengan semakin personalized-nya kehidupan dan interest dari setiap orang, maka peran dari platform digital, dan juga berbagai komunitas baik online maupun offline akan mampu memaksimalkan upaya perusahaan dalam menjangkau para stakeholder.

Sebagai penutup, melilhat perkembangan terkini pasar modal di Indonesia ini maka berkomumunikasi secara strategis dengan berbagai kelompok stakeholder menjadi penting dimasa yang akan datang, baik dalam komunikasi IPO maupun komunikasi perusahaan Tbk. _______________________

  1. [1] “Statistik Pasar Modal Indonesia”, KSEI.

    [2] Op-cit

    [3] “Investor Ritel Kuasai 60% Transaksi di BEI”, Muhammad Ghofur Fadilah, investor.id. https://investor.id/market-and-corporate/251511/investor-ritel-kuasai-60-transaksi-di-bei

    [4] “Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Meningkat”, Humas OJK. https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Indeks-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Masyarakat-Meningkat.aspx

 

Author :

Armand Maris

Konsultan PR

For more information or to talk to us please email: contactus@inkemaris.com

 VIEWS

Mar 22, 2024

Driving Change: Electric Vehicles as Indonesia’s Sustainable Living Icons

READ MORE
Mar 18, 2024

Navigating Indonesia's Business Landscape: The Vital Role of Public Affairs Professionals

READ MORE
Feb 29, 2024

Memperkuat Kesehatan Keluarga: Pentingnya Komunikasi Dua Arah bagi Orang Tua

READ MORE
Feb 17, 2024

Trailblazing Paths: Unconventional Strategies in Indonesian Presidential Campaigns

READ MORE
Aug 21, 2023

Infografik Inklusi Keuangan di Indonesia

READ MORE
Jul 14, 2023

Ringkasan Temuan Utama dari penelitian Small Firm Diaries

READ MORE
Jun 29, 2023

Gen Z Jadi Masa Depan Industri Asuransi

READ MORE
Jun 14, 2023

Cawe-Cawe untuk Memenangkan Reputasi

READ MORE
Jan 17, 2023

Peningkatan Jumlah Investor Ritel Pasar Modal Indonesia dan Membangun Strategi Komunikasi Untuk Menjangkaunya

READ MORE
Jan 06, 2023

2024 Indonesian General Election Updates

READ MORE