Jakarta, Indonesia - 2 Mei 2024 : Microsave (MSC) Indonesia Consulting bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengadakan acara peluncuran studi terbaru mengenai bisnis keagenan berjudul the State of the Agent Network in Indonesia 2023. Studi ini merupakan hasil survei tahap ketiga dari riset Agent Network Accelerator (ANA) yang telah diadakan di Indonesia sebelumnya yaitu pada tahun 2014 dan
2017.
Didukung oleh the Bill and Melinda Gates Foundation, riset ANA 2023 bertujuan untuk memahami berbagai aspek operasional bisnis keagenan, termasuk struktur jaringan agen, keberlanjutan bisnis agen, produk dan layanan yang ditawarkan, dukungan dari penyedia jasa, kepatuhan, manajemen risiko, dan pencegahan penipuan. Melalui survei yang melibatkan 2.644
agen dari 19 provinsi di seluruh Indonesia, studi ini menyoroti peran penting jaringan agen dalam mendukung pencapaian target inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan atau pedalaman.
Acara dibuka dengan sambutan dari Brooke Patterson, selaku Indonesia Country Lead dari Bill and Melinda Gates Foundation. Brooke menyampaikan peran penting jaringan agen dalam meningkatkan akses, penggunaan, dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan. Jaringan agen merupakan titik pertama dan terdekat bagi masyarakat untuk mulai
menggunakan layanan keuangan. Agen juga bisa menjadi salah satu tempat konsumen menyampaikan keluhan terkait produk keuangan.
Akan tetapi, bisnis keagenan masih perlu didorong untuk lebih bisa meningkatkan inklusi keuangan. Ia mengungkapkan bahwa “Saat ini sekitar 80% transaksi di agen menggunakan akun milik agen, alih-alih akun pribadi konsumen. Selain itu, hanya sekitar 2% agen melayani pembukaan rekening. Kita dapat mendorong lebih banyak pembukaan rekening melalui agen dengan mengkaji ulang proses e-KYC dan pembukaan rekening di agen.”
Acara dilanjutkan dengan pidato kunci dari Aman Santosa selaku Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi, Otoritas Jasa Keuangan. Aman menyampaikan bahwa saat ini telah ada 1,36 juta agen dari 34 bank yang tersebar di hampir seluruh kabupaten. Kehadiran agen dapat menutup kesenjangan antara tingkat inklusi dan literasi keuangan masyarakat. “Agen-agen Laku Pandai dapat mencerdaskan masyarakat dalam menggunakan jasa keuangan.” ungkapnya. Selain itu, ia menekankan bahwa kolaborasi antara agen Laku Pandai dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dapat meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan di daerah-daerah.
Ia lalu menambahkan hasil studi ANA sangat bermanfaat dalam membantu OJK sebagai regulator untuk merumuskan kebijakan. “Rekomendasi yang dihasilkan dari studi ANA ini akan menjadi pertimbangan besar bagi kami untuk merumuskan kebijakan. Kami akan menindaklanjuti hasil rekomendasi-rekomendasi yang diberikan.” ucapnya.
Selanjutnya, Dr. Ferry Irawan, SE, MSE, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memberikan sambutan kunci mengenai tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan dan peran agen dalam mengatasinya. Bagi banyak masyarakat yang tinggal di daerah terpelosok, jarak dan
waktu tempuh serta biaya transaksi merupakan hambatan terbesar dalam mengakses layanan keuangan. Ia menyoroti, “Kehadiran agen dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Masyarakat dapat mengakses layanan keuangan yang terjangkau dari sisi jarak, waktu, dan biaya melalui agen. Oleh karena itu, keberlanjutan bisnis keagenan sangatlah penting untuk dapat memastikan masyarakat dapat tetap terlayani.”
Acara dilanjutkan dengan paparan dari Raunak Kapoor dan M. Singgih Pangestu, dari MSC Indonesia Consulting. Melalui paparannya, Raunak dan Singgih menyampaikan bahwa profil jaringan agen di Indonesia telah berkembang pesat dibandingkan tahun 2017. Di antaranya, jumlah agen yang telah menjalani bisnis keagenan selama lebih dari dua tahun, telah berkembang tiga kali lipat sejak tahun 2017. Selain itu, 55% agen di Indonesia merupakan agen perempuan. Hal ini menunjukan potensi perempuan sebagai motor penggerak inklusi keuangan di Indonesia.
Pertumbuhan jaringan agen di Indonesia juga dicirikan dengan berkembangnya bisnis keagenan yang berasal dari penyedia jasa keuangan non-bank. Walau bank tetap mendominasi jaringan agen di Indonesia, berkembangnya bisnis keagenan dari penyedia jasa keuangan non-bank menunjukan semakin beragamnya jenis usaha dan layanan yang dapat disediakan oleh jaringan agen di Indonesia. Transaksi yang difasilitasi melalui titik-titik agen juga terus meningkat dan telah meningkat sebanyak 5 kali lipat sejak 2017. Sejalan dengan ini, keuntungan yang dilaporkan diterima oleh agen juga terus meningkat. Sebanyak 95% agen mencatat keuntungan di tahun 2023. Angka ini meningkat 20% jika dibandingkan dengan data dari tahun 2017.
Selain paparan hasil studi, peluncuran laporan penelitian ini juga diisi dengan diskusi panel yang dipandu oleh Bapak Aries Setiadi, Direktur Eksekutif AFTECH. Diskusi panel menjadi forum yang dinamis untuk memahami dinamika bisnis agen dari berbagai penyedia layanan keuangan.
Bapak Windriyo Aribowo, Head of BRILink Network Division, Bank BRI menyampaikan bahwa BRI menerapkan strategi perbankan hybrid di mana inovasi perbankan digital terus menerus dilakukan dengan tetap mempertahankan kehadiran fisik untuk melayani masyarakat yang belum tergabung dalam dunia digital. Bank BRI memanfaatkan Agen BRILink yang saat ini berjumlah lebih dari 740 ribu dan tersebar di 61 ribu desa untuk menyediakan layanan secara fisik ke masyarakat di daerah-daerah. Ia juga menambahkan bahwa Agen BRILink memiliki nilai sosial yang tinggi. “Melalui agen BRILink, kami bisa memberdayakan masyarakat, memberikan akses keuangan untuk masyarakat unbanked, dan menyebarkan pengetahuan keuangan.” ucapnya.
Gitaditya Witono, AVP of Brand Marketing, Mitra Bukalapak memaparkan bahwa Mitra Bukalapak yang awalnya hanya menyasar bisnis Online to Offline (O2O) sekarang juga menawarkan produk virtual yang dapat ditawarkan mitra-mitranya melalui platform Mitra Bukalapak. Produk virtual, seperti pulsa dan pembayaran tagihan, telah membantu para mitra untuk mengembangkan usahanya. Ia menyampaikan “Produk virtual dan Payment Point Online Banking (PPOB) menjadi sarana bagi mitra kami untuk ‘naik kelas’. Ada banyak mitra kami yang menggunakan hasil keuntungan dari usaha agen produk virtual ini untuk menutup biaya operasional warungnya.”
Krisna Nugraha, CEO Arranet Indonesia Sejahtera menjelaskan bahwa sebagai sebuah aggregator, Arranet membantu penyedia layanan keuangan untuk mengembangkan layanan agennya. Berdasarkan pengalamannya di lapangan, usaha keagenan telah memberikan banyak manfaat ekonomi dan sosial bagi pemilik usaha maupun konsumen. “Banyak agen yang kami akuisisi sebelumnya adalah orang-orang yang tidak atau belum bekerja, seperti pensiunan, lulusan baru, dan lain-lain. Usaha keagenan memberikan mata pencaharian baru bagi mereka.” ucapnya.
Acara ditutup dengan pidato penutup dari Grace Retnowati selaku Country Director, MSC Indonesia Consulting. Beliau menyampaikan harapannya agar hasil dari studi ANA dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para pemangku kepentingan di industri keuangan, regulator, dan pembuat kebijakan terkait kondisi terkini jaringan agen di Indonesia, serta tantangan yang dihadapi dalam membangun inklusi keuangan yang lebih luas di Indonesia, terutama di daerah pedesaan.
About Inke Maris & Associates
PR Agency Indonesia
Established in 1986, Inke Maris & Associates (IM&A) is a leading, independent PR Agency in Jakarta providing strategic counsel to businesses, organisations and public institutions. IM&A was recognised as the Best PR Firm in Indonesia after a survey conducted by Mix Magazine to over 100 Indonesian journalists nominated the firm for the PR Agency of the Year Award 2016. As PR and strategic communications consultants, our work falls into overarching and often intersecting areas of Public Affairs, Corporate Communications, Financial Communications, Marketing Communications, Issues & Crisis Communications, Capacity Building & Training, Social Marketing & PR Campaigns, Community and Stakeholder Engagement, Digital PR, Event Management.
#pragencyindonesia #pragencyjakarta #prconsultantjakarta #publicrelationsagencyindonesia #communicationsconsultantindonesia #bestprfirmindonesia #toppragencyindonesia #publicaffairsindonesia #publicaffairsagencyindonesia #publicaffairsconsultantindonesia #topPRconsultant #publicrelationsconsultant #prconsultantindonesia #PRAgency #publicrelationsfirm
Sambut Kabinet Baru dengan Sentimen Positif, Danamon Siap Dukung Nasabah Menyambut Berbagai Peluang dengan Solusi Finansial Inovatif
READ MORESambut Musim Liburan, Egogo Hub Indonesia Hadirkan Perangkat Audio dari Brand Populer di China Homelife Exhibition Jakarta
READ MOREPerkuat Ekosistem Industri Emas, Hartadinata Abadi dan BSI berkolaborasi menghadirkan BSI Gold
READ MOREDanamon Perkuat Edukasi Nasabah Guna Hadapi Maraknya Penipuan di Media Sosial Lewat Kampanye Berkelanjutan #JanganKasihCelah
READ MOREBentuk Apresiasi untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, JOYDAY Kirimkan Ribuan Es Krim Gratis untuk para Guru ke Beberapa Sekolah di Indonesia
READ MOREKeluarga SIGAP Mendorong Perubahan Perilaku untuk Melindungi Lebih dari 1 juta Anak dari Penyakit yang Dapat Dicegah
READ MOREBebelac dan Raja Susu Hadirkan Star FlagShip Store Pertama dan Terbesar untuk Dukung Kesehatan Pencernaan si Kecil
READ MOREGE Healthcare dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Jalin Kerjasama Untuk Dukung Transformasi Layanan Kesehatan Di Indonesia
READ MORELenzing dan Merdi Sihombing Ciptakan Kolaborasi Revolusi Fashion Berkelanjutan Melalui Pameran “The Flying Cloth”
READ MOREPerkuat Digitalisasi dan Kolaborasi, Bank Sampoerna Catatkan Pertumbuhan Solid Kredit UMKM
READ MORE